Hai sobat, berikut ini kita akan membahas tentang contoh Cerpen Remaja yang bertemakan tentang Nasionalisme dan Kebudayaan.
Terlihat
semburat merah mulai muncul dari ufuk timur. Namun, rupa-rupanya aktivitas desa
sudah hidup sejak semburat itu muncul. Ayam-ayam jago berkokok mengiringi
langkah para petani yang mulai berjalan menyusuri jalan setapak menuju sawah
masing-masing. Sementara itu, Adi masih merasa kebingungan akan jalan hidup
yang ditempuhnya kini. Nilai Ujian Nasionalnya saat ini mungkin merupakan yang
terbaik di provinsi. Tak heran jika Ia mendapat beasiswa dari SMA Teladan yang bisa dibilang merupakan sekolah
terbaik dengan biaya mahal di kota peninggalan Raden Pandan Arang tersebut. Adi
hanyalah anak seorang petani dengan sawah kecil berpenghasilan pas-pasan yang
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, Ia masih
ragu untuk benar-benar melanjutkan jenjang pendidikannya ke SMA Teladan. Jika
Ia benar-benar kesana, pasti ayahnya harus bekerja dua kali lipat untuk
mencukupi kebutuhannya disana nanti.
“Adi,
mengapa kamu tidak segera berangkat ?” tanya Ibu Adi
“Ti,,,
ti,,, tidak usah Bu. Biarkan Adi bersekolah disini saja”. Jawab Adi bimbang
“Jangan
begitu, nak. Kamu sudah mendapat kesempatan. Jangan kamu sia-siakan. Mungkin
saja ini adalah rizky dari Tuhan untukmu”. Yakin Ibu.
“Tapi Adi tidak ingin menyusahkan Ayah bu, jika Adi benar-benar bersekolah di Semarang pasti Ayah harus bekerja lebih keras untuk kebutuhan kita nanti”. Jawab Adi sedih.
“Tapi Adi tidak ingin menyusahkan Ayah bu, jika Adi benar-benar bersekolah di Semarang pasti Ayah harus bekerja lebih keras untuk kebutuhan kita nanti”. Jawab Adi sedih.
“Jangan
begitu, Nak. Kami hanya ingin yang terbaik untukmu”. Jawab Ibu meyakinkan lagi.
Akhirnya
setelah lama Ibu membujuknya Adi mau berangkat ke Semarang. Setelah sampai
disana, Adi begitu takjub melihat keindahan dan kemegahan SMA Teladan. Baru
kali ini Ia melihat sekolah sebagus itu. Di sekolah baru, Adi bertemu dengan
banyak siswa dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Entah dari manapun
mereka, mereka merupakan siswa terpilih dari kalangan keluarga kaya yang sudah
khatam dengan segala hiruk-pikuk dan kerasnya kehidupan perkotaan. Sebagai,
siswa yang berasal dari desa terpencil Adi kesulitan untuk mendapatkan teman.
Kebanyakan siswa di SMA Teladan memilih teman dengan berbagai kriteria.
Persahabatan hanya sebagai media untuk memanfaatkan orang lain.
Saat Adi
sedang mencari toilet tanpa sengaja Ia bertemu Robert dan menabraknya.
“Punya
mata gak sih ?” bentak Robert
“Maaf,,,,
maaf ,,,,,, saya benar-benar tidak sengaja”. Jawab Adi
“Dari
kampung ya ?” tanya Robert
“Iya,
mas”. Jawab Adi
“Pantes
kampungan”. Lirih Robert sambil tertawa jahat.
Lalu
Robert beranjak pergi meninggalkan Adi. Adi sangat heran dengan perlakuan
siswa-siswi disini. Mengapa mereka tidak seramah dan sebaik teman-temannya di
kampung.
Matahari
sudah mulai naik lebih tinggi. Jarum jam pun sudah menunjukkan pukul sepuluh
pagi. Calon siswa-siswi sudah digiring menuju halaman sekolah untuk pengumuman
pembagian kelas. Tanpa Adi sadari, sejak tadi Robert terus memperhatikannya
dari kejauhan. Ia sudah mengetahui banyak informasi tentang Adi. Ia merasa
tidak terima jika Adi bisa bersekolah di SMA Teladan. Menurutnya, hanya
orang-orang kaya dan terpandang yang bisa bersekolah disini. Orang kampung dan
miskin seperti Adi tidak pantas berada di sekolah ini. Kemudian Robert
berbisik-bisik pada temannya.
“Dav,
kamu lihat anak kampung itu ?”. tanya Robert pada Dava.
“Maksudmu,
anak yang ada di depan laboratorium komputer itu ?” jawab Robert berbalik tanya.
“Ya,
iyalah. Disini mana mungkin ada anak kampung lagi selain dia. Dari namanya saja
sudah kelihatan. BAMBANG ADIANTORO. Nama macam apa itu ?” gumam Robert sebal.
“Hahaha.
Kampungan sekali namanya”. Sahut Johan.
Saat
pembagian kelas diumumkan, ternyata Adi satu kelas dengan Robert dan
teman-temannya. Mereka sangat senang karena mereka berharap memiliki banyak
kesempatan untuk mengerjai Adi.
Hari
pertama masuk sekolah sudah dimulai. Adi berangkat pagi-pagi sekali dengan
harapan bisa belajar dahulu sebelum pelajaran dimulai. Ketika Robert dan
teman-temannya sampai di kelas, mereka melihat Adi sudah stand by di kelas.
“Hey,
anak kampung. Kamu dengerin lagu apa ?” tanya Robert.
“Lagu
permainan masa kecilku, cublek-cublek suweng”.
Jawab Adi.
“Lagu apa
itu ? Gak jaman banget. Mending dengerin lagu K-Pop “. Ejek Robert.
“Hahahaha.
Dasar anak kampung”. Sahut Dava dan Johan.
Adi hanya
terdiam.
Lingkungan
sekolah baru Adi benar-benar membuatnya bahagia. Berbagai fasilitas yang dapat
menunjang pendidikannya tersedia. Namun, di sisi lain Ia juga sangat sedih
karena tidak punya teman.
Malang
menimpa Adi ketika sawah milik ayahnya gagal panen akibat terserang hama.
Akibat peristiwa itu ayah Adi tidak bisa membayar biaya kost Adi. Tidak mungkin
Adi harus naik angkot untuk berangkat sekolah karena jarak jauh dan
keterbatasan transportasi umum menuju rumahnya akan membutuhkan biaya yang
lebih mahal dibanding biaya kost. Ditengah kesulitan yang menimpanya, Robert
datang menawarkan bantuan.
“Aku
dengar, kamu mau cuti sekolah sementara karena belum bisa membayar biaya kost
?”. tanya Robert.
Adi hanya
terdiam. Dalam hati Ia menebak pasti Robert datang untuk mengejeknya lagi.
“Kenapa
diam ? tenang saja. Aku bisa memberimu tumpangan. Kau bisa tinggal dirumahku”.
Kata Robert.
“Adi
sangat kaget mendengar kalimat Robert. Begitu pula kedua teman Robert.
“Apa ?
kamu gak salah ? kenapa kamu ajak anak kampung ini tinggal di rumahmu ?” tanya
Dava.
“Kamu
jangan berbicara seperti itu. Adi teman kita juga. Jadi kita harus
membantunya”. Jawab Robert
Robert berhasil
mengajak Adi tinggal dirumahnya untuk sementara. Orang tua Robert juga menerima
Adi dengan senang hati. Robert memperlakukan Adi dengan baik di rumahnya. Tentu
hal ini membuat Adi merasa sangat senang.
Sayangnya,
kebahagiaan Adi tidak berlangsung lama. Setelah satu minggu tinggal di rumah
Robert, tiba-tiba sikap Robert berubah. Robert memanfaatkan Adi sebagai pesuruh
di rumahnya ketika orang tuanya tidak ada.
“Hey,
anak kampung. Kamu kan dari kampung, pasti kamu tahu pejelasan tentang wayang
kan ? sekarang buatkan aku essai tentang wayang”. Tanya Robert pada Adi.
“Tapi
bagaimana bisa ? aku juga mendapat tugas tentang essai wayang. Jika essai kita
sama, bisa-bisa guru mencurigaimu”. Jawab Adi.
“Aku
tidak peduli. Itu urusanmu” bentak Robert
Ditengah
kesedihannya, muncullah Ajeng sebagai motivator bagi Adi. Ajeng adalah teman
yang dikenalnya melalui PASKIBRA. Kedua sahabat ini banyak memiliki persamaan.
Mereka sama-sama bangga menjadi seorang PASKIBRA. Mereka bercita-cita mengibarkan
merah-putih di istana merdeka. Mereka sama-sama memiliki kecintaan pada
kebudayaan daerah dan sama-sama menjadi siswa berprestasi di sekolah. Ajeng
meminta Adi untuk kembali ke tempat kostnya dulu agar Robert tidak semena-mena
padanya. Soal biaya Ajeng ingin meminjamkan uang tabungannya.
Di acara
pensi SMA Teladan, keduanya memiliki ide untuk membuat pertunjukkan tentang
kebudayaan daerah. Awalnya, panitia OSIS menolak mentah-mentah ide mereka
karena SMA Teladan tidak pernah menyisipkan pertunjukkan kebudayaan daerah
sebelumnya. Siswa-siswa SMA Teladan lebih menyukai konser musik dengan
mendatangkan grup musik dari luar kota. Untungnya, Waka Kesiswaan mendukung
usul mereka. Dengan sabar, Ajeng mengajari anggota cheerleader tari daerah.
Sementara Adi dengan sabar mengajari anggota melodika menyanyi tembang macapat.
Akhirnya, acara pensi dapat berjalan dengan lancar. Diakhir pertunjukkan, Adi
sempat berpidato dihadapan siswa-siswi SMA Teladan
Teman-teman . . .
Namaku Bambang Adiantoro, aku terlahir di tanah
Jawa dengan segala kebudayaannya.
Aku memang bukan orang kota seperti kalian,
tapi yang aku tahu kita semua sama.
Kita terlahir di tanah Jawa, aku yakin kalian
masih memiliki rasa cinta pada kebudayaan Jawa.
Jika kalian lebih menyukai gitar daripada gamelan,
lebih menyayangi modern dance daripada tradisional dance, lebih menyukai konser
musik daripada wayang, lebih menikmati hamburger daripada pecel dan lebih
mengutamakan kebudayaan barat lainnya, siapa yang akan mempertahankan
kebudayaan kita ? siapa yang akan mewariskan semua pada anak-cucu kita ?
bagaimana bila suatu saat semua itu hanya menjadi sejarah belaka yang akan
mengisi buku pelajaran kita ?
Oleh karena itu saya berharap kita sebagai
generasi muda mau mempelajari kembali kebudayaan kita dan mempertahankannya . .
.
Adi dan
Ajeng berhasil mengajak siswa-siswi SMA Teladan untuk mempelajari kebudayaan
daerah. Bagi mereka, yang terpenting dalam pendidikan adalah proses belajar.
Proses belajar yang paling utama adalah mengenal kebudayaan. Sementara, mempertahankan
kebudayaan adalah wujud dari semangat kebangsaan (nasionalisme). Hari itu, Adi
telah berhasil menjadi pahlawan bagi kelestarian kebudayaan Jawa. Ia berhasil
menunjukkan jati diri seorang pemuda Jawa yang sesungguhnya.
Semoga cerpen diatas bermanfaat untuk saudara sekalian salam semangat :)
http://nalurerenewws.blogspot.com/2018/08/taipanqq-wanita-hindari-3-kalimat-ini.html
BalasHapushttp://infotaipanbiru.blogspot.com/2018/08/taipanqq-4-perberdaan-kebiasaan-tidur.html
Taipanbiru
TAIPANBIRU . COM | QQTAIPAN .NET | ASIATAIPAN . COM |
-KARTU BOLEH BANDING, SERVICE JANGAN TANDING !-
Jangan Menunda Kemenangan Bermain Anda ! Segera Daftarkan User ID terbaik nya & Mainkan Kartu Bagusnya.
Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
1 user ID sudah bisa bermain 8 Permainan.
• BandarQ
• AduQ
• Capsasusun
• Domino99
• Poker
• BandarPoker
• Sakong
• Bandar66
Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
customer service kami yang profesional dan ramah.
NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
• WA: +62 813 8217 0873
• BB : E314EED5
Daftar taipanqq
Taipanqq
taipanqq.com
Agen BandarQ
Kartu Online
Taipan1945
Judi Online
AgenSakong