body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Minggu, 19 April 2015

Motivasi ala Korea “Jika Tidak Menjadi Manusia yang Unggul Kami Akan Mati”



Korean Motivation
Motivasi ala Korea “Jika Tidak Menjadi Manusia yang Unggul Kami Akan Mati”


Itulah semboyan sering dijadikan pegangan oleh orang-orang Korea. Korea Selatan yang pada masa pasca perang melawan Korea Utara menjadi negara termiskin dunia, bahkan lebih miskin dibanding negara-negara Afrika kini telah mengaung sebagai salah satu macan Asia bersama Jepang dan Singapura. Sejarah kelam yang pernah  melanda negeri ini seakan-akan tak pernah terjadi bila kita tengok keadaannya saat ini.  Pasalnya negara ini sekarang telah menjelma menjadi salah satu negara maju dengan perekonomian terkuat di dunia. Bahkan, kebangkitan Korea Selatan dari kemiskinan yang pernah melandanya menuju negara maju dan disegani merupakan reformasi tercepat dalam sejarah kehidupan manusia. 
Kebangkitan negeri ini bukan tanpa hambatan dan rintangan. Negeri dengan sumber daya alam terbatas dan tidak ada apa-apanya dibanding Indonesia ini seakan berdiri tegak saat kehidupan menumbangkannya. Lihat saja, walau mereka dikepung oleh empat kekuatan besar, yaitu China, Jepang, Korea Utara dan Rusia mereka tetap bangkit untuk melanjutkan kehidupannya. Kehidupan yang begitu sulit dan keras menjadikan manusia-manusia korea kuat dan tahan banting. Mereka tak ingin selamanya berada dibawah tekanan empat kekuatan besar yang mengepungnya. Mereka sadar satu-satunya jalan agar mereka dapat bertahan hidup adalah dengan berusaha dan bekerja keras untuk menjadi manusia yang unggul. Untuk mengubah nasib negaranya, pemerintah korea sadar bahwa satu-satunya jalan yang harus ditempuh adalah melalui pendidikan. Pemerintah korea bahkan rela mengalokasikannya sebagian besar dana negara untuk pendidikan.
Pendidikan adalah bidang terpenting yang benar-benar diperhatikan oleh pemerintah korea. Segala cara telah pemerintah terapkan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia di negerinya. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem pendidikan yang ekstrim. Di sekolah anak-anak korea benar-benar ditekan. Setiap harinya mereka diwajibkan mempelajari minimal dua buku pelajaran. Waktu yang mereka habiskan di sekolah merupakan waktu terlama yang dijalani pelajar di seluruh dunia. Bahkan waktu sebanyak itu belum cukup. Terkadang setelah pulang sekolah mereka masih mengikuti tambahan pelajaran di bimbel-bimbel. Selain itu mereka juga wajib menguasai bahasa asing sebagai bahasa ketiga.
Memang sistem pendidikan semacam ini membawa banyak pengaruh positif, terutama mampu memajukan negeri ini dan membuatnya disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Namun, sistem pendidikan semacam ini juga berdampak negatif pada perkembangan psikis pelajar korea. Mereka yang tak kuat dengan tekanan orang tua yang mendorongnya untuk terus belajar memilih jalan bunuh diri. Persaingan yang begitu ketat membuat mereka tertekan dan tak tahan dengan kerasnya kehidupan. Tak heran jika angka bunuh diri di korea merupakan yang tertinggi di dunia.
Walaupun begitu, pemerintah dan masyarakat korea masih bertahan dengan kehidupan seperti ini karena mereka sadar bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk bertahan hidup. Mungkin kita juga harus mencontoh kegigihan orang korea dalam menjalani kehidupan. Korea yang memiliki sumber daya alam terbatas telah berhasil menciptakan sumber daya manusia unggul yang mampu memanfaatkan apa yang mereka miliki seoptimal mungkin. Lalu, bagaimana dengan kita yang dikaruniai sumber daya alam yang melimpah ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar