Korean Motivation
Motivasi
ala Korea “Jika Tidak Menjadi Manusia yang Unggul Kami Akan Mati”
Itulah
semboyan sering dijadikan pegangan oleh orang-orang Korea. Korea Selatan yang
pada masa pasca perang melawan Korea Utara menjadi negara termiskin dunia, bahkan
lebih miskin dibanding negara-negara Afrika kini telah mengaung sebagai salah
satu macan Asia bersama Jepang dan Singapura. Sejarah kelam yang pernah melanda negeri ini seakan-akan tak pernah
terjadi bila kita tengok keadaannya saat ini.
Pasalnya negara ini sekarang telah menjelma menjadi salah satu negara
maju dengan perekonomian terkuat di dunia. Bahkan, kebangkitan Korea Selatan
dari kemiskinan yang pernah melandanya menuju negara maju dan disegani merupakan
reformasi tercepat dalam sejarah kehidupan manusia.
Kebangkitan
negeri ini bukan tanpa hambatan dan rintangan. Negeri dengan sumber daya alam
terbatas dan tidak ada apa-apanya dibanding Indonesia ini seakan berdiri tegak
saat kehidupan menumbangkannya. Lihat saja, walau mereka dikepung oleh empat
kekuatan besar, yaitu China, Jepang, Korea Utara dan Rusia mereka tetap bangkit
untuk melanjutkan kehidupannya. Kehidupan yang begitu sulit dan keras
menjadikan manusia-manusia korea kuat dan tahan banting. Mereka tak ingin
selamanya berada dibawah tekanan empat kekuatan besar yang mengepungnya. Mereka
sadar satu-satunya jalan agar mereka dapat bertahan hidup adalah dengan
berusaha dan bekerja keras untuk menjadi manusia yang unggul. Untuk mengubah
nasib negaranya, pemerintah korea sadar bahwa satu-satunya jalan yang harus
ditempuh adalah melalui pendidikan. Pemerintah korea bahkan rela
mengalokasikannya sebagian besar dana negara untuk pendidikan.
Pendidikan
adalah bidang terpenting yang benar-benar diperhatikan oleh pemerintah korea.
Segala cara telah pemerintah terapkan untuk memperbaiki kualitas sumber daya
manusia di negerinya. Salah satunya adalah dengan menerapkan sistem pendidikan
yang ekstrim. Di sekolah anak-anak korea benar-benar ditekan. Setiap harinya
mereka diwajibkan mempelajari minimal dua buku pelajaran. Waktu yang mereka
habiskan di sekolah merupakan waktu terlama yang dijalani pelajar di seluruh
dunia. Bahkan waktu sebanyak itu belum cukup. Terkadang setelah pulang sekolah
mereka masih mengikuti tambahan pelajaran di bimbel-bimbel. Selain itu mereka
juga wajib menguasai bahasa asing sebagai bahasa ketiga.
Memang
sistem pendidikan semacam ini membawa banyak pengaruh positif, terutama mampu
memajukan negeri ini dan membuatnya disegani oleh bangsa-bangsa lain di dunia.
Namun, sistem pendidikan semacam ini juga berdampak negatif pada perkembangan
psikis pelajar korea. Mereka yang tak kuat dengan tekanan orang tua yang
mendorongnya untuk terus belajar memilih jalan bunuh diri. Persaingan yang
begitu ketat membuat mereka tertekan dan tak tahan dengan kerasnya kehidupan.
Tak heran jika angka bunuh diri di korea merupakan yang tertinggi di dunia.
Walaupun
begitu, pemerintah dan masyarakat korea masih bertahan dengan kehidupan seperti
ini karena mereka sadar bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk bertahan
hidup. Mungkin kita juga harus mencontoh kegigihan orang korea dalam menjalani
kehidupan. Korea yang memiliki sumber daya alam terbatas telah berhasil
menciptakan sumber daya manusia unggul yang mampu memanfaatkan apa yang mereka
miliki seoptimal mungkin. Lalu, bagaimana dengan kita yang dikaruniai sumber
daya alam yang melimpah ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar