body{display:block; -khtml-user-select:none; -webkit-user-select:none; -moz-user-select:none; -ms-user-select:none; -o-user-select:none; user-select:none; unselectable:on;}

Minggu, 10 Mei 2015

Materi Bahasa Indonesia tentang Puisi



Materi Bahasa Indonesia tentang Puisi

Puisi adalah karya sastra hasil perenungan seorang penyair atas suatu kejadian atau peristiwa yang diamati, dihayati atau dialami. Cetusan tersebut kemudian dikemas dalam bahasa yang padat dan indah. Sehingga penikmat puisi baik pembaca maupun pendengar dapat merasakan puisi mengandung keindahan dan pesan-pesan.

Puisi dibangun oleh unsur instrinsik dan ekstrinsik. Unsur instriksik merupakan unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Sedangkan unsur ekstrinsik merupakan unsur yang membangun karya sastra dari luar. 

Unsur-unsur instrinsik puisi :
1.     Tema
2.    Diksi (pilihan kata)
3.    Rima (sajak)
4.    Baris
5.    Bat
6.    Gaya bahasa
7.    Amanat

Sedangkan unsur ekstrinsiknya :
a.    Latar belakang penulis
b.    Riwayat pendidikan penulis
c.    Tempat penulis dilahirkan
d.    Dsb

Struktur fisik puisi :
a)    Diksi, pilihan kata yang tepat, padat dan kaya akan nuansa bermakna
b)   Bais, pencipta efek efek artistik dan pembangkit makna
c)    Enjambemen, peristiwa sambung menyambung dua larik sajak yang berurutan
d)   Rima/sajak, pengulangan bunyi dalam puisi
e)   Bahasa, bahasa yang digunakan figuratif, yaitu bahasa yang penuh lambang/makna
f)    Tipografi, bentuk fisik puisi berupa penataan larik yang baik

Macam puisi baru berdasarkan jumlah baris disetiap baitnya ada sepuluh :
a.    Destikon, setiap bait terdiri dari dua baris
b.    Tersina, setiap bait terdiri dari tiga baris
c.    Kuatrin, setiap bait terdiri dari empat baris
d.    Quint, setiap bait terdiri dari lima baris
e.    Sextet, setiap bait terdiri dari enam baris
f.    Soneta, setiap bait terdiri dari tujuh baris
g.    Oktaf, setiap bait terdiri dari delapan baris
h.    Soneta, setiap bait terdiri dari sembilan baris
i.     Puisi bebas, puisi yang tidak terikat aturan
j.     Puisi kontemporer, puisi yang menyimpang dari aturan penulisan diatas

Teknik membaca puisi
Dalam membaca puisi merupakan bentuk ekspresi pemikiran yang membangkitkan perasaan dan merangsang imajinasi panca indra dalam susunan berirama. Pembacaan puisi akan menarik bila pembaca memahami isi puisi, memiliki lafal yanh jelas, menguasai tekanan dan intonasi pembacaan teks puisi, serta memiliki ekspresi serta gerak-gerik yang sesuai dengan isi puisi yang dibacanya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca puisi dengan hasil yang baik, sebagai berikut :

1)    Intonasi yang tepat
a.    Tempo (cepat lambatnya suara)
b.    Irama (keras lambatnya suara)
c.    Nada (tinggi rendahnya suara)
d.    Jeda (perhatian sementara)
e.    Aksentuasi (tekanan suara dengan ekspresi)
f.    Volume suara (kejelasan suara)
2)   Ekspresi
a.    Mimik (gerak wajah, raut wajah)
b.    Pantomimik (gerak-gerak tubuh)
3)   Penampilan
Agar membaca puisi dengan baik dapat membubuhkan tanda-tanda pembacaan yang berfungsi sebagai rambu-rambu pola intonasi, nada, tempo dan irama. Rambu-rambu tersebut adalah :
//      : berhenti (.)
/        : berhenti sebentar (,)
          : intonasi naik
          : intonasi turun
          : langsung pada baris berikutnya (enjambemen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar